Terjemahan Kitab Silsilah Adab Mustawa Tsalis

Terjemahan Kitab Silsilah Adab Mustawa Tsalis

Belajar bahasa Arab dengan arti atau terjemahan kitab silsilah ta'lim lughah al arabiyah adab mustawa tsalis

Pelajaran Pertama

Sastra dan masa-masanya

الكلمات الجديدة : kata-kata baru

أبيات (في الشعر) : bait - أدب (علم) أدباء : sastra - اشترط/يشترط : menetapkan - ألفاظ : lafaz - باحثون : peneliti - بليغ : fasih - تأثير : dampak - تحديد : pembatasan - تعريف : definisi - تغيّر : berubah - تمتّع : kenikmatan - حركات إصلاحيّة : gerakan pembaruan - دواوين (للشعر) : kumpulan sya'ir - رثاء : ucapan kepada mayit - سياسة : politik - شعر : sya'ir - صدر (أول) : awal - العصر الأموي : masa khilafah bani umayyah - العصر الوسيط : masa pertengahan - عصور : masa masa - غزو : perang - قافية : akhir kata bait - قصائد : bait bait sya'ir - قيام (للدولة) : berdiri - كريم (حسن) : mulia - مؤثّر : berdampak - متعدد : berulang - مَثَل : perumpamaan - محدّد : keras - مختارات : seleksi - مدح : pujian - مصطلح : ungkapan - المعاني : pengertian - نثر : prosa - نصوص : ungkapan - هجاء : celaan - واضح : jelas - وزن : timbangan.

Pertama - pengertian sastra : 

Sastra ada dua makna : umum dan khusus

Sastra secara umum : kenikmatan dengan akhlak yang mulia seperti jujur dan amanah, sebagaimana ada perkataan dari seorang penyair : 

"أَدَّبَنِي رَبِي فَأَحْسَنَ تَأدِيْبِي"

(Tuhanku telah mengajariku adab dan dengan juga memperbaiki adabku).

Dan makna sastra secara khusus : perkataan yang indah yang fasih yang memiliki makna yang berdampak dalam jiwa dan syaratnya adalah : 

  • hendaknya memiliki kata-katanya yang sederhana dan indah.
  • hendaknya memiliki makna yang bagus.
  • hendaknya memiliki dampak dalam jiwa pendengar

Kedua : macam-macam adab : dibagi menjadi dua jenis :

prosa : adalah perkataan yang baik dan tidak ada sajak dan majas. Misalnya seperti khutbah, surat, wasiat, hikmah (pernyataan), permisalan dan cerita (narasi).

sya'ir : adalah perkataan yang baik dan memiliki sajak dan majas. Contoh :

تَعَلَّمْ فَلَيْسَ الْمَرْءُ يُوْلَدُ عَالِماً 

(Belajarlah karena orang itu tidak dilahirkan dalam keadaan berilmu), 

وَلَيْسَ أَخُو عِلْمٍ كَمَنْ هُوَ جَاهِلُ 

(Dan tidaklah orang yang berilmu itu seperti orang yang bodoh), 

Akan datang pensifatan untuk pujian, celaan, kata untuk mayit, hikmah dan lainnya.

Ketiga : sejarah (peninggalan) adab :

Kita telah mengetahui sastra adalah ilmu yang mempunyai kondisi kebudayaan adab dan dalam masa yang berbeda dari segi kekuatan atau kelemahannya dan banyak atau sedikitnya adab itu, sebagaimana kita telah ketahui kehidupan para sastrawan dan budayawan yang hidup pada saat itu, dan tempat yang mereka dahului, dan mereka mempunyai buku-buku, surat-surat, khutbah-khutbah dan kumpulan sya'ir-sya'ir.

Keempat : masa-masa adab :

العصور : جمع عصر yang artinya suatu waktu dari suatu zaman. Dan peneliti telah membagi beberapa sastra arab menjadi enam masa/periode :

masa jahili : dimulai sebelum islam ada dua atau satu abad dan setengahnya yang lalu, serta diakhiri dengan munculnya islam.

masa awal mula islam yang dimulai dengan awal munculnya islam, dan diakhiri dengan berakhirnya masa kekhalifahan Khalifau rasyidin tahun 40 H.

masa ummawi : dimulai dengan berdirinya daulah bani umayyah pada tahun 40 H dan diakhiri dengan berakhirnya tahun 132 H.

masa abbasiy : dimulai dengan berdirinya daulah abbasiyah pada tahun 132 H dan diakhiri dengan perang mongol penaklukan di Baghdad pada tahun 656 H.

masa pertengahan : meliputi masa-masa imam maluk dan daulah Utsmani dan masa ini dimulai pada tahun 656 H dan diakhiri dengan pemerintahan utsmani untuk negara wilayah arab pada abad ke tiga belas hijriyah dan munculnya sebagian gerakan-gerakan pembaharuan di sejumlah negara wilayah arab.

masa sekarang (kontemporer) : ialah masa ini yang dimulai dengan bersamaannya munculnya sebagian gerakan-gerakan pembaharuan di sejumlah negara wilayah arab pada abad ke tiga belas hijriyah sampai saat ini.

Dan titik permulaan pada setiap masa dan akhirnya bukan dibatasi dengan detail, itu hanya sekedar pembatasan perkiraan yang mendekati untuk mengetahui perubahan pada masa adab politik dan masyarakat yang ada. 

Maka engkau akan mengetahui masa-masa adab di mustawa ini (tsalis) adapun masa-masa yang lainnya engkau akan mengetahuinya di mustawa robi'. Insyaallah.

Kelima : ungkapan

Adalah kumpulan yang terpilih dari prosa dan sya'ir oleh penyair yang berbeda dari zaman yg berbeda dalam topik yang banyak dan bermacam macam.

Terjemahan kitab silsilah ta'limil lughah al arabiyah Tauhid mustawa tsalis

Pelajaran Kedua

Sastra di Masa Jahiliah

Pertama: contoh dari prosa :

1- khutbah

"Khutbah Hani' bin Qobisoh Syaibani dalam hari dziqor)

الكلمات الجديدة : kata-kata baru

استدبار : membelakangi - اظْفر/يُظْفر : memenangkan - أعْجاز : tulang ekor - انجى/يُنْجي : menyelamatkan - تقْديم : pembukaan - ثُغر : lubang - ثغرة: lubang-lubang - حِكَم : hikmah-hikmah - خصائص : karakter sosial - خُطب : ceramah - دَنِيَّة : kehinaan : صيغة مبالغة : hiperbola (majas) - ضرْب : pukulan - طعْن : tusukan - ظفَر : kemenangan - عَجُز : tulang ekor - فَرور : banyak kabur - قاتل/يُقاتل : memerangi - قبيلة : qobilah - قَدَر : takdir - قِصَر العبارات : ringkasan - مُؤخِّرة : yang paling ujung/akhir - مَعْذور : orang yang diterima udzurnya - مَعْشَر : kaum - مُقَدَّر : yang ditakdirkan - مَفَر : tempat lari - مَنايا : kematian - منيَّة : kematian - نحْر (أعلى الصدر) نحور : tenggorokan bawah - نَصائح : nasihat-nasihat.

Pembukaan :

Kisro (raja dari Persia) meminta Hani' bin Qobisoh Syaibani untuk memberikannya amanah yang ditinggalkannya oleh Nu'man bin Qobisoh-salah satu raja yang cerdas dari Hiroh di Irak- Hani' menolal hal itu, maka muncul peperangan diantara tentara persia dan bakr qobilah Hani' di tempat dekat dari Bashrah di Irak yang dinamakan (dzaqor) dan bakr qobilah Hani'memenangkan peperangan tersebut atas tentara persia.

Dan ia berkhutbah di kaumnya menganjurkan kepada mereka peperangan dan ia berkata :

Teks :

"Wahai kaum bakr, hancur dalam kekalahan lebih baik daripada menang dalam keadaan melarikan diri, sungguh ketakutan tidak akan menyelamatkan dari takdir, dan sungguh kesabaran adalah sebab kemenangan, matilah dan tidaklah menjadi hina, menjemput kematian lebih baik daripada membelakanginya, dan tusukan di lubang tenggorokan lebih mulia darinya dalam tulang ekor dan punggung wahai kaum bakr : peranglah maka tidak ada jalan lain untuk mati"

Pembicara teks :

Hani' bin Qobisoh bin Hani' bin Mas'ud Syaibani adalah seorang pembesar di kaumnya bani Syaiban, dan salah satu yang terkenal dengan semangat dan kefasihan pada akhir-akhir masa jahiliah.

Penjelasan mufrodat :

  • معسر : kaum
  • هالك : mayit
  • فرور : banyak kabur, kata majas hiperbola dari fi'il فَرَّ
  • الحذر : ketakutan.
  • القدر : perkara yang telah ditetapkan atas manusia-manusia dan tertulis atasnya.
  • الظفر : kemenangan
  • المنية : kematian
  • الدنية : pekerjaan yang hina yang buruk bagi yang melakukannya
  • استفبال الموت : menjemput kematian
  • استدباره : kabur : mengikuti arah punggungnya.
  • الطعْن : tusukan yang diberikan ke badan dengan alat tajam seperti tombak.
  • ثغر : adalah lubang kecil yang berada di atas dada. (Lubang tenggorokan).
  • النحور : atas dada.
  • الأعجاز : adalah sesuatu yang paling ujung dari seorang manusia dan hewan. (Tulang ekor).
  • مِن بُدٍّ : tempat kabur, tidak ada tempat lari : tidak ada tempat lari darinya.

Penjelasan : 

Hani' memeberikan khutbah kepada kaumnya ia memerintahkan melakukan peperangan dan memunculkan keberanian bahwasannya mati dalam medan perang lebih baik daripada menang tapi dalam keadaan kabur dan ketakutan tidak akan menyelamtkan dari kematian dan bahwasanya kemenangan tidak datang dengan tidak bersabar karena apabila bertemu musuh dan langsung berhadapan lebih baik dan itu menunjukkan keberanian daripada membelakanginya menghadap ke punggung dan itu menunjukkan ketakutan.

Kemudian ia mengulangi panggilannya ke kaumnya dengan perintah untuk berperang, dan meninggalkan ketakutan dari kematian. Karena kematian tidak ada tempat lari darinya, maka barangsiapa yang tidak menjadi keras di medan perang maka akan diam besok dengan susah apapun.

Pemikiran-pemikiran dan aspek-aspek :

Khutbah ini mencakup atas fikiran yang penting : yaitu anjuran atas kesabaran dalam peperangan dan meniadakan ketakutan dari kematian, dan juga mencakup atas fikiran yang lain yang menegaskan fikiran ini yaitu :

Bahwasanya kematian dalam peperangan lebih mulia daripada hidup dengan kehinaan yang hidup dengan melarikan diri dari musuhnya "hancur dalam peperangan lebih baik daripada menang dalam keadaan melarikan diri", "matilah dan janganlah menjadi hina".

Ketamakan manusia dan ketakutannya tidak akan menyelamatkan dari apa yang telah ditetapkan Allah atasnya "sesungguhnya ketakutan tidak menyelamatkan dari takdir".

Kemenangan tidak tercapai kecuali dengan bersabar "sesungguhnya kesabaran adalah sebab kemenangan"

Bertemu dengan musuh dengan dada lebih baik daripada melarikan diri dan mengikuti arah punggung "menjemput kematian lebih baik daripada membelakanginya", "tusukan di lubang tenggorokan lebih mulia daripada tulang ekor dan punggung".

Kematian adalah benar adanya "berperanglah maka tidak ada tempat lari darinya".

Terjemahan kitab silsilah ta'limil lughah al arabiyah Nahwu mustawa tsalis

Pelajaran Ketiga

Sastra di Masa Jahiliah (2)

2- wasiat

Dari wasiat Dzul Isba' Al-'adwi kepada anaknya Usaid

الكلمات الجديدة : kata-kata baru

أثرة : egois - أساليب : metode - اعتزّ/يعتزّ : merasa mulia - اعزّ/يعزّ : menjadikan mulia - بسْط : melebarkan - تعْزيز : menguatkan - تنْويع : menjadikan bermacam-macam - تواضع/يتواضع : rendah hati - حكم : hakim - خُشُونة : tebal - خصّ/يخصّ : mengkhususkan - الرفيع(العالي) : tinggi - زعيم : pemimpin - سؤدد : kemuliaan - سجْع : bersajak - سوّد/يسوّد(جعله سيّدا) : menjadikan pimpinan - صان/يصون : menjaga - فرسان : penunggang kuda - اللين : lembut - محترم : yang terhormat - مسْألة : meminta-minta - مدّ (مصدر) نصح : membentangkan - نهش/ينهش : menggigit - وصايا : wasiat-wasiat.

Presentasi :

Ketika Dzul Isba'Al-'adwi merasakan kematian ia memanggil anaknya (Usaid) dan menasehatinya dengan beberapa nasehat-nasehat yang untuk mewujudkan tempat yang tinggi diantara manusia, dan nasehat tersebut membuat ia dicintai dan dimuliakan di tengah kaumnya sebagai seorang pemimpin, maka ia mengatakan :

Teks :

Berbuat lemah-lembutlah kepada orang-orang disekitarmu pastinya mereka akan mencintaimu, berbuat baiklah maka ia akan memuliakanmu, lebarkanlah wajahmu pastinya ia akan mematuhi dirimu dan jangan sekali-kali engkau berbuat egois kepada mereka dengan engkau yang miliki pastinya dia memastikan dirimu dan orang kecil juga menghargai dirimu, dan dermawanlah dengan harta bendamu, muliakanlah tetanggamu dan tolonglah siapapun yang meminta pertolongan darimu, muliakanlah tamumu dan jagalah wajahmu dari meminta-minta dari seseorang maka dengan hal itulah akan sempurna kemuliaan dirimu.

Pembaca teks :

Dzul Isba' Al-'adwi beliau dikenal dengan sebutan yg memiliki satu jari dikarenakan ada seekor ular yang pernah menggigit salah satu jari telunjuk kakinya maka ularpun memutuskan jari telunjuk kakinya tersebut, ataupun juga dikarenakan ia memiliki jari kaki yang berlebih dan ia merupakan salah satu penyair dan salah satu penunggang kuda yang terkenal pada zaman jahiliyah dan ia memiliki pembicaraan yang bagus untaian nya dan juga memiliki kebijaksanaan dan pandangan yang bijak dan beliau merupakan seorang hakim, ia hidup yang relatif cukup panjang dan beliau meninggal dunia pada 22 H/600 M.

Penjelasan syarh :

  • أَلِنْ : Lawan kata dari keras-berinteraksilah dengan manusia dengan kelemahan - lembutan.
  • تواضع : Lawan kata dari kesombongan - tidak boleh berbuat sombong atas manusia lainnya.
  • بسط وجحك : Lebarkanlah senyuman wajahmu, tampakkanlah kebahagiaan kepada manusia lainnya.
  • ولا تسْتأْثر : Larangan - janganlah engkau berbuat egois, tidak boleh mengkhususkan dirimu kepada selain mereka.
  • يسوّدوك : Menjadi pemimpin.
  • مودّتك : Kecintaanmu.
  • اسمح بمالك : Toleransi
  • اعزز جارك : Menguatkan, kuatkanlah tetanggamu dan tolonglah ia.
  • أعن : Tolonglah.
  • صن وجهك : Jagalah wajah (kemuliaan) mu.
  • مسْألة : Meminta pemberian (mengemis).
  • سؤددك : Kemuliaan dan kehormatan.

Syarah :

Dzul Isba' Al-'adwi beliau memberikan wasiat kepada anaknya untuk berinteraksi kepada kaumnya dengan lemah-lembut pastinya mereka akan mencintai dirinya dan juga pasti akan cinta untuk berinteraksi dengannya dan janganlah berbuat sombong atas mereka untuk memuliakannya dan menghargainya, dan pastinya mereka menjadikan dirinya di hati mereka dengan tempat yang tinggi untuk menampakkan sifat bahagia ketika berjumpa dengan kaumnya tersebut pasti ia akan patuh dari sesuatu yang ia minta kepada mereka. Dan sekali-kali tidak mengkhususkan diri selain orang diluar, jangan sampai mereka kabur meninggalkan usaid dan berikanlah perasaan kepada mereka bahwasanya ia sama seperti mereka dan salah satu diantara mereka agar kedududkan menjadi besar di dalam hati-hati mereka dan ia akan menjadi pemimpin di tengah-tengah mereka dan atasnya.

Berbuat hormat orang-orang kecil sebagimana ia menghormati orang-orang besar maka orang-orang besar akan menghormati ia dan orang-orang kecil akan merasa dihormati dan ayahnya menasehati anaknya untuk menjadi orang yang dermawan dengan harta yang ia miliki dan hendaklah ia berinfak dengan hati yang ridho untuk disumbangkan kepada orang yang membutuhkan dan untuk 

Membantu tetangganya dan menguatkan ketika meminta bantuan kepada nya dan untuk membantu bagi siapa yang meminta bantuan dan katakan tidak terlambat memuliakan tamu, dan untuk dia menjaga kemuliaannya untuk tidak meminta sesuatu dari orang lain.

Maka inilah akhlak yang mulia, bangsa arab memiliki kemuliaan kepada pelakunya sebuah tempat yang tinggi di tengah kaumnya dan menjadikannya orang yang tinggi dengan kepemimpinan atas mereka.

Fikiran-fikiran :

Baiknya pemikiran-pemikiran maka sesungguhnya ia mengandung yang mewujudkan kepada pelakunya sebuah kehormatan yang tinggi di tengah kaumnya seperti rendah hati ,dermawan dan suka membantu.

Beberapa bentuk dalam metode dalam nasehat diantara perintah yang terkadang satu sisi kata kerja perintah dan satu sisi adalah larangan.

Penggunaan beberapa gambaran dan perumpamaan. Dikarenakan tidak ia tidak menginginkan membentangkan wajahnya, ia menginginkan sikap senang dan bahagia.

Ringkas kalimatnya dan ucapannya sederhana

Keselarasan ucapan yang diucapkan untaian akhir dan disebut sebagai sajak

Ajakan untuk berpegang teguh dengan akhlak-akhlak yang baik dan kebiasaan yang mulia seperti memuliakan tamu, menolong tetangga, dan selainnya.

Terjemahan kitab silsilah ta'limil lughah al arabiyah Shorof mustawa tsalis

Pelajaran Keempat

Sastra di masa jahiliah (3)

3 - Amsal dan peribahasa:

Kata-kata baru.

momok - ambil - peribahasa - kilat - menghibur - keinginan - menyelesaikan - mengendarai (sekelompok pelancong) - bertanya / bertanya - epilepsi / epilepsi - tersesat / sia-sia - perceraian - keserakahan - keadilan (menyalahkan) - membakar / membakar - ki - ambil berlindung / mencari perlindungan - Menyalahkan - pegulat - peribahasa - kecenderungan - gairah.

A - Penghakiman:

1 - “Kutukan opini yang aneh.”

Hama: sesuatu yang merusak sesuatu.

Artinya: Pendapat seseorang merusak kecenderungannya terhadap apa yang disukainya jika hal itu diakibatkannya emosi tanpa keadilan dan kebenaran.

Hikmah ini diucapkan agar seseorang dapat melawan keinginannya sendiri dan memerintah dengan kebenaran dan keadilan.

2 - “Manusia bergulat di bawah kilatan keserakahan.”

Pegulat: Bentuk jamak dari pegulat adalah sumber meme. Yang dimaksud adalah: kematian.

Halilintar : Bentuk jamak dari halilintar, yaitu cahaya yang muncul di langit disertai petir, yang dimaksud di sini adalah hal-hal yang menarik seseorang pada keserakahan terhadap sesuatu.

Keserakahan: Keinginan berlebihan seseorang terhadap sesuatu, misalnya uang.

Artinya: Ada orang yang binasa karena keserakahan akan uang, gengsi, dan sejenisnya.

Hikmah ini konon memperingatkan terhadap keserakahan agar seseorang tidak binasa karena dia . 

3 - “Obat terakhir adalah kauterisasi.”

Menyetrika: kata benda. Bentuk lampaunya adalah (membakar) dan bentuk sekarang adalah (mebakar) dan memang demikian mengobati beberapa penyakit dengan api.

Artinya: Kauterisasi dengan api merupakan obat terakhir yang digunakan untuk mengobati penyakit.

Kebijaksanaan ini dikatakan. Biarkan seseorang mencoba solusi yang mudah sebelum solusi yang sulit. Dia tidak mengambil jalan keluar yang sulit kecuali pada akhirnya.

Terjemahan kitab silsilah ta'limil lughah al arabiyah Fikih mustawa tsalis

Pelajaran Kelima

Sastra di Masa Jahiliah (4)

B - Amsal:

1 - Pedang mendahului pedang yang lembut.

Keadilan: menyalahkan.

Makna Pepatah : Pedang mendahului celaan, sehingga celaan menjadi sia-sia dan sia-sia berguna

Kisah perumpamaan: Seorang Arab mengutus putranya untuk mencari unta yang hilang, maka putranya pergi ke padang gurun sambil membawa pedangnya, dan ayahnya menunggu lama, tetapi dia tidak kembali. Suatu hari, sang ayah bepergian dengan seorang laki-laki, dan dalam perjalanan mereka melewati suatu tempat, dan laki-laki itu berkata: Di tempat ini – beberapa waktu yang lalu – saya bertemu dengan seorang pemuda yang saya gambarkan sebagai ini-dan-itu, maka saya bunuh. dia dan mengambil pedang ini darinya. Kemudian sang ayah teringat akan perkataan orang itu dan mengetahui bahwa orang yang dibunuh itu adalah anaknya dan orang inilah yang membunuh. Maka dia berkata kepada orang itu: Berikanlah kepadaku pedang itu agar aku dapat melihatnya. Maka dia memberikannya kepadanya, Dan sang ayah mengetahui bahwa itu adalah pedang anaknya, maka dia memukulnya. Orang itu menyerangnya sampai dia membunuhnya, dan orang-orang berkata: Mengapa kamu membunuhnya di bulan suci? Beliau berkata: Pedang mendahului keadilan, maka kalimat ini menjadi sebuah contoh. Penyerangnya : Pepatah ini digunakan untuk seseorang yang menyalahkan seseorang atas suatu perkara yang telah berakhir. 

2 - Musim panas telah kehilangan susu.

Musim panas: musim di mana panasnya sangat menyengat, dan itu adalah periode waktu kata sifat bersifat situasional.

Terbuang: kata kerja lampau. Ta' untuk menyapa, dan yang lembut: objek langsung dalam kasus akusatif: Arti peribahasa: Dia menyapa seorang wanita, berkata kepadanya: Musim panas ketika kamu biasa mencari susu bersamaku telah berlalu, dan hari ini Aku tidak punya susu untukmu.

Kisah perumpamaan ini: Seorang lelaki tua menikah dengan seorang wanita muda yang cantik di musim panas. Dia mempunyai banyak unta dan domba yang susunya banyak, dan dia serta istrinya biasa meminum susunya. Namun wanita ini membenci lelaki tua itu dan bertanya bahwa dia menceraikannya, maka dia menceraikannya dan dia menikah dengan seorang pemuda miskin, yang tidak mempunyai unta atau domba. Suatu hari di musim panas, unta sang syekh - suami pertamanya - lewat dan meminta susu, namun sang syekh menolak memberikannya dan berkata kepadanya: “Musim panas, kamu membuang-buang susu.” Dia mengatakan ini sebagai contoh. Kegaduhannya: Pepatah ini digunakan untuk seseorang yang mendapat sesuatu yang baik lalu meninggalkannya dia memintanya setelah itu dan itu tidak diberikan kepadanya.

3. Dan Juhayna mempunyai berita tertentu.

Juhayna: nama suku Arab.

Kepastian: pengetahuan yang benar.

Arti Pepatah : Ilmu yang hakiki ada pada Juhayna. Kisah peribahasa ini: Ada dua orang laki-laki yang melakukan perjalanan, salah satunya bernama (Husayna) dan dia berasal dari suku (Kalab), dan yang lainnya bernama (Al-Akhnas) yang berasal dari suku (Juhayna), dan pada masa mereka Dalam perjalanan mereka menginap di suatu tempat untuk beristirahat dari penatnya perjalanan. Al-Akhnas kemudian membunuh teman seperjalanannya (Husain) dan mengambil uang yang dimilikinya Al-Akhnas mendengar saudara perempuan Husain bertanya kepada orang-orang tentang dia. Dia berkata: Anda akan ditanya tentang hipokampus masing-masing kelompok, dan Juhayna mempunyai berita pasti. Jadi dia mengatakan ini sebagai contoh!! Pukulannya : Digunakan untuk memukul seseorang yang mengetahui kebenaran suatu hal yang tidak diketahui orang lain.

Terjemahan kitab silsilah ta'limil lughah al arabiyah Tafsir mustawa tsalis

Pelajaran Keenam

Sastra di Masa Jahiliah (5)

Kedua: Contoh puisi:

Dari keputusan Zuhayr bin Abi Salma tentang Mu’allaqahnya

Kata-kata baru :

Abadi / tunjukkan - penyesalan - awasi - rawat / rawat - buta - biaya - objek kalimat - kalimat propaganda - perang - sekitar (umum) - tahunan - jelas / bayangkan - segel / segel (selesai) - tersembunyi / tersembunyi - penciptaan - ciptaan ( (diciptakan) - uang darah - gergaji - diserahkan / muak - ras - baik - benar - digambarkan / digambarkan - dikejar / dikejar - disilangkan / diungkapkan - paman (buta) - suku fouad (hati) - mulia - kemalangan - ditangguhkan (dari puisi - Penyesalan - Dia takut.

Penyerahan:

Terjadi perang hebat antara dua suku Arab, Abs dan Debyan, karena perlombaan antar kuda. Perang ini berlangsung selama kurang lebih empat puluh tahun. Kemudian beberapa orang bangsawan berusaha mendamaikan kedua suku yang bertikai tersebut, dan mereka menanggung uang darah untuk perang tersebut. meninggalnya kedua suku tersebut. Penyair Zuhair bin Abi terkesan. Salma memuji karya mulia ini, dan dia membacakan sebuah puisi yang di dalamnya dia memuji Haram ibn Sinan dan Al-Harits bin Awf yang membuat perdamaian ini, memperingatkan masyarakat terhadap peperangan karena bencana yang akan diakibatkannya, dan menyerukan perdamaian, lalu menyimpulkan puisi tersebut berisi hikmah dan nasehat yang baik, dan salah satu sabda bijaknya di dalamnya adalah:

Teks :

  1. Biaya hidup tinggi, dan siapa pun yang hidup selama delapan puluh tahun - saya tidak peduli - bosan 
  2. Dan saya tahu apa yang terjadi hari ini dan kemarin sebelumnya, tetapi saya sama sekali tidak menyadari apa yang akan terjadi besok.
  3. Dan Barangsiapa takut akan sebab-sebab kematian, maka ia akan mencapainya, meskipun ia mencapai sebab-sebab surga dengan sebuah tangga.
  4. Dan barangsiapa berbuat baik kepada orang lain selain yang berhak, maka pujiannya dianggap dosa terhadapnya dan dia akan menyesalinya.
  5. Tidak peduli apa yang dimiliki seseorang, meskipun dia mengira itu tersembunyi dari orang lain, dia mengetahuinya.
  6. Karena lidah seseorang adalah kunci hatinya, maka ia mengungkapkan apa yang diucapkannya dari mulut.
  7. Lidah manusia menggambarkan separuh hatinya, dan tidak ada yang tersisa kecuali gambaran daging dan darah.

Teks tersebut mengatakan:

Zuhair bin Abi Salma berasal dari suku Muzayna Mudar. Ia tumbuh bersama pamannya (Bashama bin Al-Ghadeer), seorang penyair yang bijaksana. Setelah kematian pamannya, ayah tirinya mengambil alih pengasuhannya (aws bin Hajja) juga seorang penyair yang mulia, sehingga Zuhair menjadi naratornya. Zuhair adalah salah satu penyair yang mulia, beliau selalu merawat puisi-puisinya, menyempurnakannya dan merevisinya, dan baru setahun kemudian menerbitkannya kepada masyarakat, oleh karena itu puisi-puisinya disebut Annals. Zuhair berumur panjang, dan meninggal sebelum misi Rasulullah (semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian).

Penjelasan kosakata:

  • Saya bosan: Bosan: kata kerja bentuk lampau yang artinya: dia menyukai dan tidak menyukai. Allah berfirman : Manusia tidak pernah gagal dalam memohon kebaikan
  • Biaya hidup: masalah dan kesusahannya.
  • Setahun: satu tahun atau satu tahun. Allah SWT berfirman: (Dan ibu-ibu hendaknya menyusui anaknya dua tahun penuh)
  • Saya tidak peduli: Kalimat propaganda yang tidak pantas artinya: Kamu kehilangan ayahmu.
  • Buta: Saya buta dan tidak dapat melihat. paman dari pihak ayah
  • Takut: Takut.
  • Penyebab kematian: Sebab-sebab: bentuk jamak akal, yang merupakan sarana terjadinya komunikasi dengan damai bantuannya kembali untuk hal, yaitu sarana kematian.
  • Dia mengerti: Dia menimpanya atau menyusulnya - dan bentuk lampaunya adalah (نال).
  • Dengan tangga: Tangga: Itu adalah sesuatu yang didaki untuk mencapai sesuatu yang tinggi.
  • Kebaikan: lawan kata kejahatan. Yang dimaksud disini : perkataan dan perbuatan yang baik.
  • Dia kembali, dan kata lampau darinya adalah (عاد). Itu dianggap sebagai bagian dari Jawaban atas kondisi tersebut.
  • Puji dia: Puji dia.
  • Menyesali: Penyesalan, yaitu penyesalan atas apa yang telah berlalu.
  • Penciptaan: ciptaan.
  • Dia mengira: Dia berpikir begitu.
  • Kekal: muncul.
  • Hati: jantung. Allah SWT berfirman: (Dan hati ibu Musa menjadi lembut.)

Penjelasan :

  1. Saya benci kehidupan dan banyak masalahnya, dan saya bosan hidup di dalamnya
  2. Dia yang hidup selama delapan puluh tahun membenci kehidupan dan bosan dengannya. Manusia hanya mengetahui apa yang terjadi padanya kemarin dan apa yang dialaminya hari ini, sedangkan hari esok, dia tidak mengetahui apa yang akan terjadi padanya, sebab hal itu hanya diketahui oleh Allah saja, sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT: “Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok."
  3. Siapa yang takut akan kematian suatu hari nanti akan disusul oleh kematian, dan dia tidak akan mampu menolaknya, apa pun cara yang dia gunakan, seperti yang difirmankan Tuhan Yang Maha Esa: “Di mana pun kamu berada kematian akan menyusulmu.)
  4. Dan siapa pun yang berbuat baik kepada orang yang tidak berhak mendapatkan kebaikan, maka dia tidak akan mendapatkan apa pun selain kebaikan darinya pelecehan dan darah, lalu dia menyesali kebaikannya padanya. 
  5. Akhlak baik dan buruknya seseorang harus muncul dan orang harus mengetahuinya sekeras apapun dia berusaha menyembunyikannya.
  6. Hal ini karena lidah mengungkapkan apa yang ada di dalam hati, sehingga ketika seseorang berbicara, dia mengetahui semua orang tertarik padanya. 
  7. Seseorang hanya dinilai dari hatinya yang sadar, pikirannya yang berpikir, dan lidahnya yang berbicara dan berekspresi, dan yang lainnya adalah daging dan darah dan tidak penting.

Ide dan karakteristik:

  1. Teks ini dibedakan dengan ide-ide bagus yang menunjukkan kebijaksanaan Zuhair dan kepeduliannya terhadap kesejahteraan masyarakatnya. Beliau menyatakan bahwa manusia tidak mengetahui hal-hal ghaib, bahwa kematian tidak bisa dihindari, dan perbuatan baik tidak boleh disia-siakan kecuali bagi mereka yang berhak mendapatkannya.
  2. Kata-katanya mudah.
  3. Maknanya jelas dan dekat.
  4. Ayat-ayatnya memuat beberapa gambaran yang baik, seperti sabdanya: “Dan barangsiapa bertakwa terhadap sebab-sebab kematian, maka mereka akan mendapatkannya.” Beliau menggambarkan sebab-sebab kematian sebagai musuh yang mengejar seseorang hingga ia mendapatkannya, dan seperti pepatahnya: “Karena lidah seseorang adalah kunci hatinya,” demikian ia mengibaratkan lidah dengan kuncinya, dan gambar hati dengan pintu tertutup.
Terjemahan kitab silsilah ta'limil lughah al arabiyah Hadits mustawa tsalis

Pelajaran Ketujuh

Rangkuman keadaan sastra pada masa pra Islam

Kata-kata baru :

Terkait / terkait - kemungkinan besar (untuk preferensi) - perayaan - kebanggaan - tujuan (untuk puisi) - bangga / bangga - buta huruf - silsilah - jeruk - singkatnya - lingkungan - pengalaman - koneksi - kesetaraan - belasungkawa - kuda, generasi - kejadian (historis) ) - ornamen - antusiasme - nostalgia - ucapan - ringkasan - motivasi - rumah - narator - sedih / menang (menghasut - kutukan - perilaku - isu / isu (dari pengalaman) - komentar / komentar - rayuan - kebanggaan - perpisahan - kekacauan - kekuatan Ugh - akrab - ekspresif - dipuji - acara - model.

Pertama: Penerbitan:

Dari teks-teks sebelumnya tampak bagi Anda bahwa prosa sudah ada di era pra-Islam

Jenisnya:

  1. Khotbah.
  2. Perintah.
  3. Putusan.
  4. Peribahasa.

1 - Pidato: 

A - Definisinya:

Bentuk jamak dari khotbah, yaitu pidato fasih yang disampaikan kepada sekelompok orang. Untuk sebuah pernyataan beberapa hal penting.

B - Alasan kemunculan dan frekuensinya:

  1. Sering terjadi peperangan antar suku.
  2. Acara sosial antar suku seperti ucapan selamat, belasungkawa, dan permohonan, dan penolongan.
  3. Kebebasan dan kekacauan politik yang terjadi pada masyarakat pra-Islam.
  4. Meluasnya buta huruf, sehingga retorika menggantikan tulisan di masyarakat.
  5. Menyombongkan nasab dan akhlak mulia.

C - Ciri-cirinya:

  1. Persingkat kalimatnya.
  2. Kefasihan kata-katanya.
  3. Kedalaman maknanya.
  4. Terkadang dua kalimat atau lebih diakhiri dengan huruf yang sejenis (asajj).
  5. Singkatnya.
  6. Menyebutkan beberapa hikmah, peribahasa, dan syair-syair yang ada di dalamnya.

2 - Wasiat-wasiat: 

A - Definisinya:

Bentuk jamak dari wasiat, yaitu nasehat yang diberikan seseorang kepada orang lain yang disayanginya, misalnya anak atau saudara laki-lakinya, agar mengikuti suatu hal yang baik atau menghindari hal yang buruk.

B - Penyebab dan lokasinya:

  1. Perasaan mati; Pasien menasihati kerabat terdekatnya untuk melakukan apa yang bermanfaat bagi mereka.
  2. Perpisahan atau perjalanan; Sang ayah menasihati anak-anaknya ketika ia bepergian, dan sang ibu menasihati putrinya ketika dia pindah ke rumah suaminya.

C - Ciri-cirinya:

  1. Persingkat kalimatnya.
  2. Setiap dua kalimat atau lebih diakhiri dengan huruf yang sejenis (asajj) di kebanyakan dari mereka.
  3. Menyebutkan beberapa hikmah dan peribahasa didalamnya.
  4. Kalimatnya sering tidak nyambung.
  5. Kebenaran pikirannya.

Oleh karena itu, ia sesuai dengan khotbah dalam banyak karakteristiknya, namun lebih dari itu biasanya khotbah singkat.

3 - Putusan : 

A - Definisi :

Hikam : Bentuk jamak kebijaksanaan, yaitu pernyataan singkat dan fasih yang dihasilkan dari pengalaman pemikiran yang mendalam, masuk akal, dan pendapat yang bermanfaat.

B- Ciri-cirinya:

  1. Menggambarkan adat istiadat masyarakat.
  2. Hal ini ditandai dengan singkatnya.
  3. Kata-katanya fasih.
  4. Artinya jelas.
  5. Pikirannya bagus dan dalam.

4 - Amsal: 

A - Definisinya:

Amsal : Bentuk jamak dari peribahasa, yaitu ungkapan singkat yang diucapkan tentang suatu kejadian tertentu.

Kata ini digunakan ketika membandingkan suatu situasi, benda, atau orang dengan keadaan aslinya.

B- Ciri-cirinya:

  1. Peribahasa hanya berbeda dengan peribahasa pada ciri-cirinya yang telah kami sebutkan sebelumnya
  2. Secara sederhana, perbedaan di antara keduanya menjadi jelas.
  3. Perbedaan hikmah dan peribahasa :
1. Hikmah adalah petunjuk terhadap tingkah laku yang baik, atau larangan terhadap tingkah laku yang buruk pepatahnya tidak seperti itu.

2. Hikmah: Tidak dikaitkan dengan suatu cerita atau kejadian, tetapi sebuah peribahasa mempunyai cerita atau peristiwa.

3. Hikmah: Tidak harus terkenal di kalangan orang, tapi peribahasa pun tidak disebut contoh hingga menyebar ke masyarakat.

Kedua: Puisi:

A - Statusnya: 

Pada zaman pra-Islam, puisi mempunyai status yang besar dan pengaruh yang kuat, sampai-sampai suku-suku bangga dengan penampilan seorang penyair di dalamnya dan mengadakan perayaan gembira untuknya. setiap suku memiliki satu atau lebih penyair yang membicarakannya dan membicarakannya hari-harinya, garis keturunannya, dan kehormatannya.

B - Tujuannya:

Para penyair pra-Islam mengatakan hal ini dengan berbagai tujuan, antara lain: 

  1. Pujian: yaitu agar penyair menyebutkan sifat-sifat baik orang yang dipuji.
  2. Satir: Kebalikan dari pujian, yaitu mengutuk satiris dan menyebutkan sifat-sifat buruknya.
  3. Kebanggaan: yaitu ketika penyair menyebutkan sifat-sifat baik dirinya atau sukunya.
  4. Antusiasme: yaitu ketika penyair menyebutkan kepahlawanan, keberanian, dan kepahlawanannya
  5. Rakyatnya dan keberanian mereka. E - Ghazal : yaitu ketika penyair menyebutkan keindahan wanita, pertemuannya dengannya, dan kerinduannya baginya, dan tangisannya atas rumah dan perpisahannya.
  6. Permintaan maaf: yaitu penyair meminta maaf kepada seseorang yang menyinggung perasaannya dengan sesuatu atau bertindak.
  7. Ratapan : yaitu menyebutkan keutamaan orang yang meninggal, meratapinya, dan mendoakannya.
  8. Deskripsi : Merupakan uraian tentang hal-hal yang dilihat penyair di lingkungannya, seperti gurun pasir beserta tumbuhan dan hewan yang ada di dalamnya, seperti unta, kuda, dan sejenisnya. Setelah kemunculannya, Islam mengarahkan tujuan-tujuan ini ke arah yang konsisten dengan prinsip-prinsip reformasi moral dan masyarakat. Kami juga akan membicarakannya nanti semoga.

C - Gaya dan makna puisi:

  1. Kata-kata puisi pada masa pra-Islam bercirikan kefasihan dan keagungan dan keanehannya.
  2. Kita mungkin tidak mengetahui arti dari beberapa kata ini karena kata-kata tersebut sudah diucapkan sejak dahulu kala, dan kata-kata tersebut berbicara tentang gurun pasir serta tumbuhan dan hewan di dalamnya serta adat istiadat yang telah menjadi jauh dari kehidupan kami, dan kata-kata ini familiar bagi mereka.
  3. Para penyair dipengaruhi makna-maknanya oleh kesederhanaan hidup dan kondisi masyarakat dimana mereka hidup, sehingga mereka mengungkapkan perasaannya dan perasaan sukunya akrab dekat.
  4. Tidak ada pertimbangan keterkaitan antar makna, dan hal ini tidak menarik perhatian para penyair, terkadang penyair menyajikan makna kemudian meninggalkannya untuk kembali lagi setelah beberapa saat. Sebab penyair menyikapi nalurinya tanpa keingintahuan susun atau susun.
  5. Berbagai tujuan dalam satu puisi: Puisi-puisi mereka tidak membahas satu topik, melainkan membahas sejumlah topik dan tujuan. Kadang-kadang dimulai dengan puisi atau berdiri di atas reruntuhan, kemudian penyair beralih ke deskripsi, menggambarkan unta, kuda, atau padang pasir, lalu dia beralih ke tujuan dasar puisi itu, pujian, kebanggaan, atau Jadi, mungkin dia mengakhirinya dengan kebijaksanaan.

D - Mu’allaqat

Mu’allaqat: puisi-puisi pra-Islam yang panjang dan bagus, dibacakan oleh pengarangnya untuk berbagai tujuan dan kesempatan berbeda, salah satunya adalah Mu’allaqat. Diberi nama ini karena keindahannya menyerupai perhiasan indah yang digantung wanita di dada mereka untuk hiasan atau lainnya. Pendapat yang paling mungkin adalah nomornya adalah tujuh, dan pemiliknya adalah:

  1. Imru’ al-Qais bin Hajr al-Kindi.
  2. Zuhair bin Abi Salma. 
  3. Tarfa bin Al-Abd. 
  4. Antrah bin Shaddad Al-Absi. 
  5. Amr bin Kultsum.
  6. Al-Harits bin Hillazah.
  7. Labid bin Rabiah.

Para peneliti dan cendekiawan telah memperhatikan puisi-puisi ini. Karena di dalamnya berbicara tentang keadaan bangsa Arab, adat istiadatnya, silsilahnya, cara hidupnya, dan cara hidupnya, serta karena mengandung kata-kata yang fasih, makna yang baik, dan berbagai tujuan.

Terjemahan kitab silsilah ta'limil lughah al arabiyah Ta'bir mustawa tsalis

Posting Komentar untuk "Terjemahan Kitab Silsilah Adab Mustawa Tsalis"